Di Tengah Gempuran Gadget, Masih Bisakah Anak Jatuh Cinta pada Buku?

Erika Az Zahra Nurcahyani

“Kalau anak sudah pegang gadget, rasanya susah sekali mengalihkannya ke buku.” Keluhan ini mungkin sering kita dengar dari para orang tua zaman sekarang. Di era digital yang serba cepat, buku tampak kalah pamor dibanding layar ponsel atau tablet yang penuh warna dan suara. Tapi benarkah anak-anak hari ini tak bisa lagi mencintai buku?

Dalam sesi live Instagram bertajuk “Cara Seru Menumbuhkan Cinta Buku di Tengah Gempuran Gadget”, yang digelar pada 15 Mei 2025 oleh Aku Siap Sekolah, Bunda Wina Permata membagikan pengalaman dan strategi nyata dari keseharian sebagai ibu dua anak, pegiat komunitas literasi, serta pengajar PAUD.

“Membacakan buku itu mudah. Tantangannya justru di konsistensinya,” kata Bunda Wina (15/5/2025).

Menurut Bunda Wina, cara paling efektif menumbuhkan cinta anak terhadap buku adalah dengan membacakannya secara rutin. Tak perlu lama—cukup 10 menit sehari. Bahkan anak-anaknya yang kini berusia 10 dan 12 tahun masih meminta dibacakan buku menjelang tidur.

“Anak saya pernah bilang, yang paling dia suka dari saya adalah saat dibacakan buku. Karena saya nggak nyambi goreng tempe atau angkat jemuran. Itu momen ketika saya sepenuhnya hadir,” tuturnya.

Kehadiran emosional dalam aktivitas sederhana seperti membacakan buku ternyata memberikan ikatan yang dalam antara orang tua dan anak.

Membacakan Buku Bukan Hanya untuk Bayi

Salah kaprah yang sering ditemui adalah anggapan bahwa membacakan buku hanya untuk anak balita. Faktanya, membacakan buku tetap relevan bahkan ketika anak sudah bisa membaca sendiri. Justru di sinilah nilai bonding dan latihan pemahaman cerita terbentuk. Bunda Wina menceritakan bahwa anak-anaknya, meski sudah bisa membaca mandiri, tetap menikmati dibacakan cerita oleh orang tuanya. Menurutnya, ini seperti ritual menenangkan—bagi anak maupun orang tua.

Tak dipungkiri, kehadiran gadget menjadi tantangan besar dalam membentuk kebiasaan membaca. Tapi alih-alih melarang secara keras, Bunda Wina memilih pendekatan yang lebih bijak: memberi alternatif dan menyeimbangkan waktu layar dengan kegiatan menyenangkan lainnya.

“Yang punya daya sebenarnya adalah orang tua. Bukan anak. Jadi kita yang harus memberi pilihan,” ujarnya.

Jika dirasa screen time anak mulai mengganggu keseharian, Bunda Wina menyarankan “puasa gadget”—menghentikan total penggunaan layar selama periode tertentu. Ia pernah melakukannya satu bulan penuh dan merasakan efek luar biasa pada rutinitas anak.

Tips Menumbuhkan Minat Anak pada Buku

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan minat baca anak:

  • Libatkan anak memilih buku yang mereka suka.

  • Pilih buku sesuai usia: sedikit teks, gambar menarik, tidak mudah sobek.

  • Buat momen membaca sebagai rutinitas, misalnya sebelum tidur.

  • Baca dengan ekspresif, tapi yang terpenting: hadir sepenuh hati.

  • Ajak anak membahas isi buku, tokohnya, atau cerita yang paling mereka suka.

“Kalau anak sudah ‘ketempelan’ handphone, jangan langsung putus asa. Bisa mulai dengan satu buku, satu cerita, satu malam. Lama-lama anak akan minta lagi,” ujar Bunda Wina.

Buku bukanlah hal kuno yang ditinggalkan zaman. Ia tetap relevan, selama kita, para orang tua, memberinya ruang dalam keseharian anak. Di tengah gempuran layar dan scroll tanpa akhir, mari kita hadirkan kembali suara-suara cerita, pelukan hangat, dan percakapan ringan selepas membaca.

Karena satu cerita yang dibacakan dengan cinta bisa jadi kenangan paling abadi dalam hidup seorang anak.

Yuk bertumbuh dan belajar bersama. Gabung di komunitas Cerita Parents Sekarang ✨

Tentang Penulis

Erika Az Zahra Nurcahyani

Progress, not perfection. Seorang pegiat sastra Bahasa Indonesia yang tertarik di dunia parenting sejak dini.

Lainnya Untuk Anda