Liburan Panjang, Emosi Tenang: Tips Menikmati Waktu Bersama Anak Secara Mindful
Erika Az Zahra Nurcahyani
Liburan panjang seharusnya jadi waktu menyenangkan bersama anak. Tapi mengapa justru banyak orang tua merasa stres, lelah, bahkan berujung emosi?
Bukan salah liburannya. Bisa jadi, yang belum siap adalah pola pikir dan perencanaan kita sendiri. Momen libur sekolah sering kali datang bersamaan dengan meningkatnya tuntutan sebagai orang tua, mendampingi anak sepanjang hari, mengatur rumah, hingga tetap produktif bekerja. Alih-alih jadi waktu istirahat, liburan malah memicu kelelahan fisik dan mental.
Dalam sesi live Instagram bertema “Liburan Panjang, Emosi Tenang: Tips Menikmati Waktu Bersama Anak dengan Mindful” yang digelar oleh Aku Siap Sekolah pada 22 Mei 2025, Bunda Jovita, seorang ibu tiga anak sekaligus parenting enthusiast, berbagi pengalaman nyata dan tips yang membumi. Ia menunjukkan bahwa liburan yang menyenangkan tak harus mahal, tak harus jauh, dan tak harus sempurna. Yang dibutuhkan hanyalah satu hal: kehadiran orang tua secara penuh.
“Kalau ibunya senang, semua ikut senang. Tapi kalau ibunya bad mood, energi negatif itu nular ke semuanya,” ujar Bunda Jovita dalam live (22/5/2025).
Kunci Pertama: Niatkan, Bukan Sekadar Jalan-Jalan
Bagi Bunda Jovita, mindful dalam konteks liburan artinya menghadirkan diri secara sadar dan penuh cinta dalam momen bersama anak-anak. Liburan tidak melulu tentang lokasi yang jauh atau aktivitas wah, melainkan bagaimana keluarga bisa benar-benar terhubung. Bahkan di rumah saja pun bisa jadi liburan yang bermakna, selama ada niat dan kebersamaan yang utuh.
“Yang penting bukan sejauh apa liburannya, tapi seberapa dekat hubungan yang tercipta,” jelasnya (22/5/2025).
Persiapan yang Tidak Menguras Emosi
Liburan yang sukses tidak muncul tiba-tiba. Keluarga Bunda Jovita punya kebiasaan merancang kegiatan mingguan melalui grup WhatsApp keluarga. Di dalamnya, anak-anak ikut dilibatkan dalam diskusi. Dari memilih destinasi, mempersiapkan barang bawaan, hingga menentukan pembagian tugas. Ini membuat semua merasa dihargai dan bertanggung jawab.
“Anak-anak saya sudah terbiasa siapin tas sendiri-sendiri. Bahkan sudah tanya duluan: ‘Bu, nanti nginepnya di villa yang ada kolam renangnya nggak?’” ceritanya sambil tertawa (22/5/2025).
Kalau Anak Cranky? Cek Tiga Hal Ini
Saat perjalanan liburan, konflik kecil hingga anak cranky hampir pasti terjadi. Tapi alih-alih langsung naik emosi, Bunda Jovita justru punya pendekatan yang lebih tenang, yaitu cari tahu penyebabnya.
“Biasanya anak cranky itu karena tiga hal: kurang istirahat, lapar, atau ada konflik kecil kayak rebutan tas atau beda selera” jelasnya (22/5/2025).
Ketika tahu sumber masalahnya, orang tua bisa lebih tepat merespons. Istirahat sejenak, ajak ngobrol, atau beri ruang untuk tenang bisa jadi solusi sederhana namun efektif.
Liburan di Rumah Tetap Bisa Berkesan
Tak semua liburan harus pergi ke luar kota. Di rumah pun bisa jadi arena eksplorasi dan kedekatan, asal orang tua mau kreatif. Keluarga Bunda Jovita punya segudang aktivitas favorit saat di rumah: dari main Uno, menyusun puzzle dari kardus, sampai “game cepat-cepatan ambil baju dari jemuran”.
“Yang penting ibunya ikut main. Bahkan sekadar duduk di sebelah anak yang lagi nonton game horror di YouTube aja bisa jadi bonding. Anak merasa, ‘Oh, ibu peduli sama yang aku suka,’” kisahnya (22/5/2025).
Hadir Meski Bekerja
Bunda Jovita juga bekerja penuh waktu, dari pagi hingga sore. Namun ia tidak abai dalam urusan anak. Lewat pembagian tugas dengan suami, komunikasi di grup keluarga, hingga video call saat istirahat, ia tetap bisa hadir, meski tidak selalu secara fisik.
“Kehadiran emosional itu bisa lewat obrolan kecil: ‘Tadi jajan apa?’ ‘Teman-teman seru nggak?’ Anak merasa didengarkan, itu yang penting,” katanya (22/5/2025).
Tetap Tenang, Jangan Grusa-Grusu
Satu pesan penting dari Bunda Jovita, “Jangan biarkan liburan berantakan hanya karena urusan sepele”. Suasana menjelang berangkat bisa menentukan mood satu keluarga. Maka, ia menyarankan untuk menyiapkan segala keperluan jauh hari dan tidak perfeksionis.
“Kalau sudah grusa-grusu dari rumah, di jalan pasti hasilnya nggak enak,” ujarnya (22/5/2025).
Mindful Itu Dimulai dari Ibu
Liburan yang mindful bukan berarti tanpa marah, tanpa ribut, tanpa konflik. Namun liburan yang mindful dimulai dari niat untuk hadir secara penuh. Bunda Jovita menyadari bahwa anak-anak tidak menuntut kesempurnaan, mereka hanya ingin ditemani dan didengarkan.
“Yang utama bukan pekerjaan, tapi anak dan keluarga. Kita boleh sibuk, tapi tetap harus menyempatkan diri. Kalau capek, bilang ke anak, ‘Ibu butuh lima menit. Nanti kita main lagi ya,’” pesannya menutup sesi live pada 22 Mei 2025.
Karena pada akhirnya, anak tidak akan mengingat seberapa mahal hotelnya, tapi mereka akan mengingat siapa yang duduk di samping mereka, mendengarkan cerita-cerita kecil yang mereka anggap besar.
Yuk belajar bersama di komunitas Cerita Parents. Gabung Sekarang✨




Tentang Penulis
Erika Az Zahra Nurcahyani
Progress, not perfection. Seorang pegiat sastra Bahasa Indonesia yang tertarik di dunia parenting sejak dini.
Lainnya Untuk Anda
© 2025 Happa Group. All rights reserved.