Pekerjaan Anak Usia Dini Ya Memang Bermain

Pernah gak sih merasa bingung, kok anak PAUD belum boleh belajar membaca dan menulis? Kenapa sih anak PAUD dan TK cuma boleh fokus main aja? Kita bahas bareng menurut pendekatan Montessori, yuk!

Apa Itu Montessori?

Sebelum membahas lebih jauh, yuk kita bahas dulu apa itu Montessori secara umum.

Metode Montessori dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik asal Italia pada awal abad ke-20. Ia percaya bahwa anak-anak belajar paling baik dalam lingkungan yang mendukung kebebasan, namun tetap terstruktur. Prinsip utamanya adalah:

  • Setiap anak unik dan punya ritme belajar sendiri

  • Belajar adalah proses alami, bukan hasil paksaan

  • Anak-anak belajar paling efektif melalui pengalaman langsung dan eksplorasi sensori

  • Pendidikan harus mendukung kemandirian dan rasa tanggung jawab anak

Sampai sekarang, metode ini digunakan di ribuan sekolah Montessori di seluruh dunia dan terus berkembang.

Kenapa Anak Harus Fokus Bermain? Ini Alasannya Menurut Montessori

Bagi sebagian orang tua, bermain sering dianggap hal yang sepele atau kegiatan pengisi waktu luang sebelum belajar “yang serius”. Tapi menurut pendekatan Montessori, justru bermain adalah bentuk belajar yang paling serius untuk anak usia dini.

Menurut Maria Montessori, anak-anak belajar paling baik ketika mereka bisa menyentuh, mencoba, dan mengeksplorasi langsung dunianya. Dan semua itu terjadi secara alami lewat bermain.

1. Bermain Adalah “Pekerjaan” Anak

Di Montessori, bermain bukan sekadar hiburan. Ini disebut sebagai “work” atau aktivitas yang dilakukan dengan fokus, ketertarikan, dan tujuan. Saat anak menyusun balok, mencocokkan bentuk, atau menuang air dari satu gelas ke gelas lain, mereka sedang melatih konsentrasi, koordinasi, logika, dan kemandirian.

2. Bermain Membentuk Karakter

Melalui bermain, anak-anak belajar cara menyelesaikan masalah, membuat keputusan, mengambil risiko kecil, dan memahami sebab-akibat. Bahkan nilai-nilai penting seperti sabar, bekerja sama, dan menghargai orang lain pun bisa terbentuk lewat permainan bersama teman.

3. Stimulasi Otak dan Indra Lewat Permainan

Metode Montessori sangat kaya dengan permainan sensori, yaitu aktivitas yang merangsang indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Misalnya:

  • Mengelompokkan benda berdasarkan tekstur

  • Memindahkan air menggunakan pipet

  • Mengenal bentuk dan huruf dengan meraba bahan kasar

Stimulasi seperti ini penting banget untuk membangun koneksi otak dan kesiapan belajar anak ke tahap berikutnya.

4. Fokus Bermain = Fokus Belajar

Bermain dengan fokus melatih anak untuk mengatur perhatiannya sendiri, tanpa harus selalu diarahkan. Di kelas Montessori, anak bebas memilih aktivitas yang mereka minati dan bisa fokus selama berjam-jam. Ini menciptakan anak yang punya inner motivation, belajar karena ingin tahu, bukan karena disuruh.

5. Bermain yang Terstruktur = Perkembangan yang Terarah

Bukan asal bermain, Montessori mengajarkan bermain yang terstruktur. Artinya, kegiatan bermain sudah dirancang dengan tujuan edukatif tertentu sesuai tahapan usia dan perkembangan anak.

Dan yang menarik, perkembangan anak juga bisa dipantau melalui Standar Pencapaian Anak, jadi tetap bisa dilihat apakah stimulasi yang diberikan sudah sesuai atau belum.

Kesimpulannya...

Kalau kita lihat dari kacamata Montessori, bermain bukan buang-buang waktu. Justru itu adalah pondasi penting agar anak tumbuh jadi pribadi yang utuh cerdas, mandiri, penuh empati, dan siap menghadapi dunia.

Jadi, yuk, mulai sekarang gak perlu merasa bersalah kalau anak “cuma main”. Karena bisa jadi, mereka sedang bekerja keras... dalam versi kecilnya. 😄

Tentang Penulis

Tyas Adinisa

Lainnya Untuk Anda