Serunya Jadi Ilmuwan Cilik di Workshop “Science Experiment” Bareng Studiart
Erika Az Zahra Nurcahyani
“Anaknya baru 5 tahun, tapi sudah bisa baca… masa belum sekolah?”
“Aturan sekarang bilang 6 tahun bisa masuk, tapi kok rasanya dia belum siap?”
Kalau parents sedang menghadapi kebingungan serupa, tenang, Ayah Bunda tidak sendiri. Banyak orang tua juga bertanya-tanya: sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk anak masuk SD? Apakah cukup hanya melihat usia, atau ada hal lain yang lebih penting? Yuk, kita bahas sampai tuntas lewat panduan dari ahli dan regulasi pendidikan terkini.
Psikolog: Siap Lebih Penting daripada Cepat
Psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, Prof. Rose Mini Agoes Salim, menegaskan bahwa kesiapan belajar bukan semata soal usia. Ia menyebut bahwa ada anak yang matang di usia 5 tahun dan ada juga yang baru siap pada usia 7 tahun.
“Usia 7 tahun dianggap matang karena itu usia rata-rata kesiapan belajar. Tapi setiap anak punya garis waktu sendiri,” ujarnya.
Apa maksudnya? Anak bukan stopwatch. Meskipun kalender bilang usianya cukup, jika ia belum siap secara emosional dan sosial, proses belajar bisa jadi beban, bukan perjalanan menyenangkan.
Apa Risikonya Kalau Terlalu Dini?
Masuk SD terlalu cepat memang memberi anak keunggulan dari segi usia, tapi juga membawa beberapa tantangan. Anak bisa mengalami tekanan akademik dini, merasa sulit beradaptasi dengan ritme belajar, dan kelelahan karena belum terbiasa duduk lama, menulis, atau fokus dalam kelompok besar.
Sebaliknya, masuk SD terlalu lambat juga punya risiko anak mungkin merasa “ketinggalan” dari teman sebayanya, atau kurang tertantang secara intelektual jika sudah lebih dulu menunjukkan minat belajar. Kuncinya tetap satu, amati kesiapan anak secara utuh.
Tanda-Tanda Anak Siap Sekolah Dasar
Jadi, bagaimana cara orang tua tahu kalau anaknya sudah siap? Berikut beberapa sinyal kesiapan yang bisa diamati:
Anak mampu mendengarkan instruksi dan fokus lebih dari 10 menit
Anak bisa mengenali huruf dan angka dasar (meski belum lancar membaca)
Anak tidak menangis jika ditinggal di kelas
Anak bisa duduk tenang, berbagi, dan menunggu giliran dalam kelompok
Anak menunjukkan rasa ingin tahu, suka bertanya, dan tertarik belajar hal baru
Jika sebagian besar tanda di atas sudah tampak, itu pertanda baik. Namun jika belum, tidak ada salahnya memberi waktu lebih lama untuk tumbuh dan bermain.
Jadi, Kapan Waktu Terbaiknya?
Usia ideal masuk SD secara umum adalah 6–7 tahun, sesuai dengan regulasi dan rata-rata kematangan psikologis anak. Tapi bukan berarti semua anak di usia itu pasti siap. Jika anak terlihat belum nyaman, lebih baik menunda setahun demi membangun fondasi yang lebih kuat. Sementara jika anak menunjukkan tanda kesiapan lebih awal (misalnya di usia 5,5 tahun), tidak masalah mendaftarkannya, asal dibarengi dengan penguatan stimulasi dan pendampingan ekstra dari orang tua atau guru.
Mengantar anak ke jenjang SD bukan sekadar momen “resmi jadi murid”, melainkan awal dari perjalanan panjang belajar dan bertumbuh. Maka, keputusan ini perlu diambil dengan hati-hati, berdasarkan pengamatan dan empati, bukan sekadar mengikuti arus atau perbandingan sosial.
Jadi, sebelum Ayah Bunda bertanya “sudah umur berapa?”, cobalah bertanya, “Sudah siapkah ia menjadi pelajar kecil yang bahagia?”
Kalau Parents masih ragu dan ingin mengobservasi kesiapan anak, jangan sungkan konsultasi dengan psikolog anak atau guru TK. Mereka bisa membantu melihat sudut yang mungkin selama ini terlewat.
Dukung pertumbuhan si kecil dengan edukasi parenting yang tepat, gabung komunitas Cerita Parents sekarang ✨


Tentang Penulis
Erika Az Zahra Nurcahyani
Progress, not perfection. Seorang pegiat sastra Bahasa Indonesia yang tertarik di dunia parenting sejak dini.
Lainnya Untuk Anda
© 2025 Happa Group. All rights reserved.