group of children pulling brown rope

Tamasya Kecil Kotagede: Liburan Bermakna Lewat Jelajah Budaya

Tyas Adinisa

Minggu, 6 Juli 2025 — Suasana pagi di Kotagede hari itu begitu bersahabat. Matahari bersinar cerah, tapi angin sejuk menyapa pelan dari gang-gang tua yang menyimpan banyak cerita. Di sinilah, 13 anak dan orang tuanya berkumpul untuk mengikuti kegiatan Tamasya Kecil, sebuah program kolaborasi dari Studiart, Tamasya Karsa, dan Loka Nusa dalam rangka mengisi liburan sekolah dengan kegiatan yang bermakna dan menyenangkan.

Tamasya Kecil dirancang untuk memberi ruang bagi anak-anak agar bisa belajar langsung dari lingkungan sekitarnya—tentang sejarah, budaya, tata krama, dan kekayaan tradisi lokal. Semua dikemas dalam bentuk pengalaman eksploratif yang seru dan penuh interaksi.

Dimulai dengan Dongeng dan Kata Ajaib

Kegiatan dimulai dengan sesi read aloud, di mana anak-anak diajak menyimak cerita yang sarat nilai kesopanan dan tata krama. Di sesi ini, mereka diperkenalkan dengan “empat kata ajaib” dalam kehidupan sehari-hari, seperti “tolong,” “maaf,” “permisi,” dan “terima kasih” yang juga dikenalkan dalam bahasa Jawa. Kata-kata ini menjadi bekal penting saat mereka memasuki sesi jelajah budaya.

Menjelajah Kotagede

Perjalanan budaya dimulai dari Benteng Cepuri, sebuah sisa pertahanan kota tua yang dahulu menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. Di titik ini, anak-anak diminta berhenti sejenak, memejamkan mata, dan mendengarkan suara di sekitar mereka. Tugasnya sederhana: mengenali apa saja yang mereka dengar, lalu menggambarkan atau menuliskannya dalam Paspor Budaya. Sebuah latihan kepekaan yang mengajak mereka lebih hadir dengan lingkungan sekitar.

Perjalanan berlanjut ke Situs Watu Gilang dan Watu Getheng, dua peninggalan bersejarah yang menyimpan jejak para raja masa lalu. Di sini, anak-anak mengikuti tantangan “Siapakah Aku?”, sebuah misi mencari benda-benda yang dideskripsikan lewat clue sederhana. Mereka mencari gerobak angkringan, papan pengumuman, hingga pos ronda, dan berfoto dengan penuh antusias sambil menjelajah kawasan bersejarah Kotagede.

Tiba di pos berikutnya, anak-anak dikenalkan pada permainan tradisional engklek. Bergiliran mereka melompat-lompat di atas kotak-kotak yang di gambar di tanah, tertawa, memberi semangat pada temannya, bahkan mencoba berkali-kali meski belum berhasil. Permainan sederhana ini menjadi pengingat bahwa keseruan tak harus berasal dari layar gadget.

Titik terakhir dalam penjelajahan adalah Peken Klangenan Kotagede, sebuah pasar kecil yang menghadirkan suasana lokal khas. Di sini, anak-anak diberi tantangan untuk berbelanja menggunakan bahasa Jawa. Beberapa dengan percaya diri mengatakan, “Tumbas, Niki pinten?” lalu menutup transaksi dengan “Matur nuwun.” Sebuah praktik bahasa dan budaya yang hidup langsung di tengah masyarakat.

Meracik Jamu, Meracik Pengalaman

Usai menjelajah, anak-anak berkumpul di halaman Loka Nusa untuk sesi terakhir: meracik jamu tradisional beras kencur. Mereka diajak mengenali bahan-bahannya satu per satu: beras, kencur, kayu manis, dan lain sebagainya. Tangan-tangan kecil itu mulai menumbuk, menuang, dan mengaduk. Saat jamu siap, mereka mencicipinya bersama-sama.

Beberapa langsung menyukai rasa manis dan hangatnya. Ada juga yang meringis lucu karena rasa rempah yang asing di lidah mereka. Tapi tak ada yang enggan mencoba, semuanya antusias, karena mereka membuatnya sendiri. Dari aktivitas sederhana ini, mereka belajar bahwa sehat bisa datang dari alam, dan proses membuat sesuatu bisa jadi pengalaman yang berharga.

Lebih dari Sekadar Jalan-Jalan

Tamasya Kecil bukan sekadar jalan-jalan. Ia adalah perjalanan kecil yang penuh makna yang memperkenalkan anak-anak pada sejarah kotanya, pada nilai-nilai baik yang hidup dalam budaya, dan pada kesenangan bermain bersama.

Kegiatan ini mungkin hanya berlangsung satu hari, tapi kenangannya akan terus tertinggal di jurnal, di stiker-stiker paspor budaya mereka, dan tentu saja… di cerita yang mereka bawa pulang.


Yuk dapatkan informasi lebih lanjut dengan bergabung di komunitas kami ✨

Tentang Penulis

Tyas Adinisa

Tyas adalah seseorang yang suka menulis dalam bidang apa pun. Motto yang digunakan tyas adalah "Perbanyak proses kurangi protes"

Lainnya Untuk Anda